Sejarah Sirkuit Sentul, Arena MotoGP Pertama di Indonesia

Saifuddin Romli |

Sejarah Sirkuit Sentul, Arena MotoGP Pertama di Indonesia

Ketika berbicara tentang sejarah balap motor di Indonesia, Sirkuit Internasional Sentul adalah nama yang tidak bisa dilewatkan. Sebelum era Mandalika, Sentul menjadi kebanggaan bangsa sebagai sirkuit bertaraf internasional yang mampu bersaing dengan lintasan di negara-negara tetangga.

Sirkuit Sentul, yang terletak di Desa Sentul, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, memiliki panjang lintasan 4,12 km dengan lebar 15 meter dan lintasan lurus sejauh 900 meter. Sejak diresmikan, sirkuit ini pernah menjadi tuan rumah berbagai ajang balapan bergengsi seperti A1 Grand Prix, GP2, Asian F3, dan tentu saja MotoGP, saat masih menggunakan mesin 500cc.

Pembangunan sirkuit ini tidak lepas dari peran besar Tommy Soeharto, putra bungsu mantan Presiden Soeharto. Ia memprakarsai proyek ambisius ini, menjadikan Sentul sebagai salah satu sirkuit kebanggaan Asia di masanya.

Sebagai saksi perjalanan balap Indonesia, Sirkuit Sentul tetap memiliki tempat istimewa dalam sejarah olahraga motor Tanah Air, meskipun kini telah muncul sirkuit-sirkuit baru yang lebih modern.

Sejarah Sirkuit Sentul

Pembangunan Sirkuit Internasional Sentul berlangsung pada era pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya di dekade 1990-an. Proyek ambisius ini digagas oleh Tommy Soeharto, putra bungsu Soeharto, yang bercita-cita menghadirkan lintasan balap kelas dunia di Indonesia. Pada tahun 1993, Sirkuit Sentul akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Tommy membayangkan Sentul sebagai arena balap internasional yang bisa menggelar ajang MotoGP atau bahkan Formula 1. Dengan harapan besar, ia ingin nama Indonesia bersinar di kancah otomotif global. Untuk mewujudkan visi ini, Tommy bekerja sama dengan Tinton Soeprapto dan Tungky Ariwibowo. Proyek ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 1986, meski sempat terhambat oleh kendala pendanaan.

Setelah melalui berbagai tantangan, pembangunan rampung pada tahun 1993 dengan total biaya sekitar Rp120 miliar. Namun, mimpi besar Sentul menghadapi ujian berat ketika krisis moneter menghantam Asia pada 1997-1998. Rencana untuk menggelar kejuaraan balapan internasional harus ditunda, karena fasilitas sirkuit dianggap belum memenuhi standar yang dibutuhkan untuk MotoGP dan F1.

Setelah melalui berbagai perbaikan dan penambahan fasilitas, Sirkuit Internasional Sentul kembali mendapat sorotan dengan menjadi tuan rumah A1 Grand Prix pada musim 2005-2006. Namun sayangnya, setelah itu, Sentul jarang lagi digunakan untuk ajang balapan bergengsi berskala internasional.

Meski begitu, sirkuit ini tetap aktif menggelar berbagai kompetisi regional, seperti Asian Road Racing Championship 2018, Asia Talent Cup 2014, hingga balap para-sepeda nomor jalan raya dalam ajang Asian Para-Games 2018.

Namun, salah satu momen yang paling diingat publik terjadi pada 7 April 1996, saat MotoGP untuk kelas 125cc, 250cc, dan 500cc digelar di Sentul. Di ajang tersebut, pembalap muda yang kelak menjadi legenda, Valentino Rossi, tampil di kelas 125cc. Kehadiran para pembalap dari berbagai negara menjadi magnet tersendiri bagi pecinta balap di Indonesia.

Antusiasme masyarakat kala itu begitu tinggi, ditambah kehadiran langsung Presiden Soeharto beserta Ibu Negara Tien Soeharto di tribun kehormatan. Momen tersebut menjadi puncak kejayaan Sentul sebagai salah satu arena balap yang mampu mengukir sejarah dalam dunia olahraga Indonesia.

image : Googlemaps (ardiansyah zulfikarahayu)

Artikel Terkait