ZonaBogor – Harapan akan lonjakan okupansi hotel di Kabupaten Bogor menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 tampaknya belum terpenuhi. Berdasarkan data dari BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, rata-rata tingkat keterisian kamar hanya mencapai 60 persen.
Ketua BPC PHRI Kabupaten Bogor, Djuju Junaedi, menjelaskan bahwa angka tersebut mencerminkan kondisi 90 hotel anggota PHRI di Bogor, yang memiliki total kapasitas hingga 7.000 kamar.
Baca Juga : Layanan Biskita Trans Pakuan di Kota Bogor Dihentikan Sementara untuk Evaluasi
“Hanya beberapa hotel saja yang tingkat keterisiannya bisa mencapai 80 persen,” ujar Djuju pada Kamis (2/1/2025).
Ia juga mengakui bahwa kondisi ini lebih buruk dibandingkan tingkat okupansi di tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab penurunan ini, salah satunya adalah munculnya tren penginapan alternatif seperti vila, homestay, dan glamping, yang kini lebih diminati oleh wisatawan.
Selain itu, daya beli masyarakat yang melemah turut memengaruhi keputusan mereka untuk mengurangi pengeluaran, termasuk memilih untuk tidak menghabiskan liburan di hotel.
Kondisi sulit ini juga dirasakan di tingkat provinsi. Ketua BPD PHRI Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, menyebut rata-rata tingkat okupansi hotel di Jawa Barat pada akhir tahun 2024 bahkan lebih rendah, hanya sekitar 45 persen.
Baca Juga : Masih Gratis! Inilah Rute Bus Listrik Kabupaten Bogor
“Tahun ini benar-benar berat,” kata Dodi, menggambarkan tantangan besar yang dihadapi industri perhotelan.
Meskipun demikian, para pelaku usaha perhotelan di Bogor dan Jawa Barat tetap berupaya menarik perhatian wisatawan dengan berbagai strategi, berharap tren ini bisa berubah di masa mendatang.