Suku Sunda memiliki rumah adat Sunda yang sangat unik. Sebagian orang Sunda masih memiliki bentuk rumah ini jika berada di perkampungan. Ada banyak jenis rumah adat yang terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda dan secara umum ditemukan di lokasi yang berbeda pula.
Secara umum, rumah dalam adat Sunda terbagi menjadi delapan bentuk. Semua bentuknya sangat berbeda satu sama lain dan memiliki arti tersendiri. Berikut ini adalah beberapa rumah adat Sunda dan penjelasannya.
Jenis Rumah Adat Sunda
Capit gunting
Disebut sebagai capit gunting karena rumah ini memiliki bentuk yang memang menyerupai sebuah capit gunting. Bagian atapnya membentuk huruf X dan biasanya masih menggunakan jerami. Dalam sejarah Sunda, jenis bangunan ini menjadi yang terkuno.
Itu sebabnya, tak banyak orang yang masih menggunakan bentuk rumah adat yang satu ini. Untuk saat ini, rumah dengan bentuk yang satu ini hanya bisa ditemukan di daerah sekitar Tasikmalaya dan Ciamis saja.
Jubleg nangkub
Apabila Anda menemukan rumah adat dengan atap yang bertingkat, rumah tersebut membentuk ciri jubleg nangkub. Rumah adat yang satu ini biasanya berukuran besar dan dindingnya masih terbuat dari bambu. Rumah bentuk ini masih banyak ditemukan di Kabupaten Sumedang.
Tagog anjing
Nama ini diberikan karena bentuknya memang seperti seekor anjing yang sedang duduk. Bentuknya rumah panggung, namun posisi rumah lebih rendah daripada rumah lain. Bentuk rumah adat Sunda ini tidak melebar, melainkan memanjang ke bagian belakang.
Badak Heuay
Sesuai dengan namanya, badak heuay artinya badak yang sedang menguap. Hal ini disebabkan bentuknya yang memang seperti seekor badak. Rumah unik ini banyak sekali di daerah Sukabumi. Bahan dasar untuk membuat rumah ini adalah kayu di hampir seluruh bagian rumah.
Jalopong
Jalopong atau pelana panjang merupakan rumah adat yang kosong di bagian terasnya. Fungsi teras pada rumah jalopong adalah untuk menyambut tamu. Rumah adat Sunda jalopong masih banyak digunakan di banyak daerah hingga saat ini.
Perahu kemureb
Tentu saja, nama perahu kemureb diberikan karena bentuknya yang mirip seperti sebuah perahu yang terbalik di bagian atapnya. Bentuk rumah juga tidak tetap, ada yang segitiga dan ada juga yang trapesium. Sebagian besar Sunda Priangan masih memiliki bentuk rumah ini.
Julang ngapak
Julang ngapak diambil dari nama burung. Pasalnya, rumah adat yang satu ini memiliki bentuk yang lebar seperti seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Atap rumah biasanya terbuat dari rumbia, ijuk dan alang-alang. Bentuk ini juga kuno sama seperti model capit gunting.
Buka pongpok
Rumah buka pongpok adalah rumah adat yang bentuk pintunya sejajar dengan ujung atap. Bentuknya sangat sederhana dan polos. Pondasi rumah terbentuk dari tanah liat. Sebagian besar rumah terbuat dari bahan bilik bambu dan kayu.
Baca Juga : Makanan Khas Sunda yang Enak dan Bikin Ketagihan
Keunikan Rumah Adat Sunda
Berbahan kayu atau bambu
Rumah adat yang ada di tanah Sunda sangat jarang sekali menggunakan bebatuan. Rumah dibuat dengan menggunakan bahan bambu atau kayu karena menimbulkan kesederhanaan. Selain itu, bambu dan kayu juga dinilai lebih menyatu dengan alam.
Atap jerami
Meskipun tidak semua rumah masih menggunakan jerami, namun rumah adat khas Sunda lebih sering menggunakan bahan ini. Jerami merupakan bahan yang tahan air dan mudah diganti daripada genteng. Bahannya juga lebih murah sehingga kesan sederhana muncul.
Pondasi
Uniknya, rumah adat ini memiliki pondasi yang berupa tiang di bagian bawahnya. Untuk versi tradisional, pondasinya menggunakan kayu yang kuat sebagai pancang. Sementara untuk rumah dengan gaya semi-modern, maka pondasinya menggunakan tiang berbahan beton.
Pondasi akan membentuk sebuah panggung. Hal ini bertujuan untuk menciptakan bagian kolong di bawah rumah. Orang Sunda percaya bahwa cara ini adalah usaha untuk menghargai nenek moyang yang sudah pergi terlebih dahulu.
Lantai
Lantai adalah bagian dari interior rumah adat Sunda yang juga menampilkan kesederhanaan. Umumnya, bahan yang digunakan adalah bambu yang dibelah. Bagian dari bilah bambu ini akan menimbulkan celah. Angin dari kolong akan masuk ke dalam rumah dan membuat rumah tetap sejuk.
Tembok
Bagian yang tak kalah unik dari rumah adat suku Sunda adalah temboknya. Susunan bata menjadi tembok tidak akan ditemukan karena menggunakan bilik bambu. Untuk mempercantik, biasanya bilik bambu akan dicat atau diplitur supaya lebih tahan lama pula.
Ciri Khas Rumah Adat Sunda
Berbentuk panggung
Rumah adat di tanah Sunda memiliki keunikan berupa bentuknya yang dibuat panggung. Hanya saja, ketinggiannya terbilang cukup rendah dari tanah, yakni sekitar 50-100 meter saja. Sementara rumah panggung dari suku lain lebih dari 100 meter.
Sederhana
Rumah adat Sunda juga tidak memiliki ornamen yang rumit. Jika dilihat sekilas, penampakan rumah sangat sederhana. Pemilihan kayu dan bilik untuk dinding menggunakan bahan yang sederhana pula. Itu sebabnya, jarang sekali rumah adat dari suku Sunda bertahan lebih dari puluhan tahun.
Polos
Berbeda dengan rumah modern yang ada saat ini, rumah adat tidak memiliki bentuk yang rumit. Dekorasi rumah baik dari bagian luar dan dalam dibuat dengan polos. Hal ini seiring dengan prinsip orang Sunda yang menyukai rumah sederhana dan tidak berlebihan.
Menghadap ke arah matahari
Ada dua arah hadap matahari yakni Barat (kulon) dan Timur (wetan). Rumah adat Sunda biasanya menghadap ke arah dua direksi ini karena mereka percaya bahwa matahari merupakan harapan yang baik. Dengan adanya sinar matahari, orang Sunda percaya bisa memulai hari dengan baik.
Tiga struktur
Rumah adat sunda dan keunikannya yang sangat khas adalah bagian rumah terdiri dari 3 struktur. Struktur yang paling depan disebut sebagai hareup imah atau teras. Yang kedua adalah imah yakni tempat seperti kamar dan lainnya. Sementara bagian belakang adalah dapur dan lumbung.
Baca juga : Alat Musik Sunda Tradisional Beserta Cara Memainkannya
Bentuk Rumah Adat
Hareup
Bentuk di bagian hareup biasanya dibuat terbuka. Di bagian tepian diberi bilik yang rendah. Sekilas, bentuk bagian hareup mirip seperti ciri gazebo. Di bagian ini, fungsi utama yang sering dijadikan pemilik rumah adalah untuk menerima tamu.
Tengah imah
Bagian ini adalah yang paling penting dari rumah. Bilik akan menutupi seluruh bagian rumah dan tertutup dari angin dan sinar matahari. Bagian tengah imah digunakan untuk kamar, ruang keluarga, dan ruangan tamu yang tertutup.
Tukang
Tukang atau bagian belakang menjadi ciri khas rumah adat yang menjadikannya unik. Bagian tukang biasanya tidak berlantai alias masih bertanah. Kompor dengan tungku dan sebagian pemilik menjadikan tukang imah sebagai lumbung untuk menyimpan hasil panen.
Meskipun dianggap ketinggalan zaman, rumah adat Sunda masih menjadi bagian dari sebagian masyarakat terutama di pedesaan. Selain pembangunan yang murah dan perawatan yang mudah, memiliki rumah ini menjadi cara untuk melestarikan budaya Sunda.